atas

10 Februari 2011

Melatih Kejujuran

Assalamu'alaikum wr.wb. Pada suatu hari, hiduplah seorang nenek dan cucunya yang kembar. Cucunya bernama Jihad dan Jahid, dan neneknya bernama Parmi. Mereka bertiga tinggal di rumah yang sudah rapuh, karena itu rumah peninggalan nenek moyangnya. Sebenarnya mereka berdua mempunyai orang tua, tetapi orang tua mereka sedang pergi haji, jadinya mereka hanya bertiga sendirian di rumah yang sudah rapuh itu. Sebelum orang tua mereka pergi, beliau berpesan, "Janganlah sekali-kali kalian melangkahkan kaki kalian ke dalam dapur, karena di dapur sangat berbahaya dan kalau mau minta apa-apa tolong ambilkan ke nenek" pesan beliau. Kemudian mereka pun mengangguk tanda mereka sudah paham. Pada suatu sore, sekitar jam 03.00, mereka berdua di rumah, karena nenek mereka sedang belanja ke pasar. Jihad sedang bermain dhakon, sedangkan di dalam, Jahid merasa haus. Jahid lupa apa pesan orang tua mereka. Kemudian Jahid memasuki area dapur dan mengambil gelas di buffet. Karena buffetnya terlalu tinggi, tanpa sengaja Jahid menyenggol gelas yang lain dan gelas itu pecah belah.  Pyarrr!!! "Astaghfirullahaladim, gelasnya pecah! Wah, kalau begini jadinya, pasti aku akan dimarahi nenek nih!" . Kemudian dengan secepat kilat Jahid berlari masuk kamar dan pura-pura tidur. Jahid tidak berani membereskan pecahan gelas itu karena nanti dia akan dimarahi nenek dan nanti kalau kakinya kena pecahan gelas itu dia akan merasakan sakit yang luar biasa. Sekitar jam 04.30 neneknya datang ke rumah sambil membawa tas kresek banyak sekali. Neneknya berkata, "Jihad! Jahid! Tolong bantu nenek membawakan tas kresek ini!". Kemudian karena Jihad mendengar panggilan nenek, Jihad segera berlari ke dapur dan "Eiiitt!!!" Jihad ingat pesan orang tua mereka karena mereka tidak boleh masuk ke dapur. Jihad berkata, "Maaf ya nek, Jihad tidak boleh masuk dapur karena itu kata ayah bunda Jihad". Mendengar itu, neneknya berkata, "Oh ya, kalau itu kata orang tua kalian tidak apa-apa". Baru empat langkah nenek berjalan nenek merasakan sakit yang luar biasa. "Astaghfirullah, sakit sekali!". Mendengar itu, Jahid yang pura-pura tidur di kamar langsung berlari ke dapur dengan cepatnya. "Hah! Nenek! Ne..ne..nenek kenapa?!" kata Jahid. Nenek berkata, " Nenek tidak apa-apa sayang, Siapa yang memecahkan gelas di dapur?". Jahid menjawab, "Bu...bukan saya nek! Tadi saya sedang membaca komik Hikaru di kamar". Seterusnya Jihad menjawab, "Bukan saya juga nenek, tadi saya sedang bermain dhakon di luar bersama Flo dan Janny". Sebenarnya nenek sudah tau siapa yang memecahkan gelas. Jahid. Karena suatu Jahid ditanya, Jahid menjawab dengan ragu-ragu dan Jahid memasuki area dapur. "Ya sudah kalau tidak ada yang mau mengaku" kata nenek. "Eh! Saya nek! Saya yang memecahkan gelas itu" kata Jihad. " O ya sudah kamu sudah mengaku, baiklah nanti kalian nenek tunggu di meja makan ya". "Ya nek" kata mereka serempak. Selang beberapa menit kemudian setelah sholat, mereka berdua pergi ke meja makan sesuai janji. " Nenek punya hadiah untuk yang jujur". "Alhamdulillah, terima kasih nek" kata Jihad. "Wah, eee, nek aku mengaku aku yang memecahkan gelas itu sebenarnya". Tapi apa yang terjadi? Yang diberi hadiah hanya Jihad. Sebelum saya menutup cerita ini, saya ada pantun :

 Berperahu ke Hongkong

Berperahu membawa jala

Jika kita sering bohong 

Pasti hidup kita akan celaka

Wassalamu'alaikum wr.wb.



 
free counters

My Fave Links:

© 2009 - 2014 Teh Nasywa | kontak | disclaimer | #600